2013

Buddha Dharma Tidak Terbatas

Luasnya ajaran Buddha bagaikan latan tak bertepi, bermanfaat bagi manusia, dan para dewa-dewi dan juga bermanfaat bagi makhluk yang terlahir di 3 alam penderitaan. Siapapun yang mengamalkannya dengan sungguh-sungguh maka beruntunglah dia.

Dharma yang tertulis dalam buku atau majalah selalu merupakan tulisan yang selaras dengan kebajikan dan tujuan yang murni. Dengan mempraktekkan ajaran Sang Buddha yaitu Delapan Jalan Kebenaran akan membebaskan orang itu dari roda samsara atau roda kelahiran dan kematian.

Karena dengan melaksanakan Delapan Jalan Kebenaran akan mampu membersihkan bathin ini dari kebencian, keserakahan dan kebodohan yang merupakan 3 akar penderitaan manusia. Delapan Jalan Kebenaran merupakan Jalan yang di berikan Sang Buddha, ditunjukan pada murid-murid seliau seperti bikkhu Ananda, Sariputta, Mogallana, Sivali, Kassapa, Subhuti, Rhula dan para umat terdahulu.

Pada umumnya umat Buddha telah mengerti dengan Pancasila atau 5 larangan :
1.  Tidak membunuh
2.  Tidak mencuri
3.  Tidak berasusila
4.  Tidak berbohong
5.  Tidak bermabukan

Dengan adanya pantangan ini atau Pancasila ini akan melindungi umat dari akibat buruk atau karma buruk.

Bagi anda yang telah mengalami begitu banyak penderitaan dalam hidup ini atau gagal dalam berusaha/ berbisnis kenapa tidak mencoba mempraktekan ajaran Buddha. Benar-benar bermanfaat bagi siapapun yang ingin melaksanakannya dengan baik   Setiap kesusahan atau kesulitan dalam hidup ini sesungguhnya merupakan bagian dari karma pribadi masing-masing yang telah kita tanam pada masa yang lampau.  Segala sesuatu yang terjadi pada kita, suka dan duka, hina mulia, kaya dan miskin, sehat atau sakit bukankah itu semua adalah buah dari perbuatan yang telah kita tanam pada masa yang lampau.

Hari ini bisa mengerti dan telah memahami Dharma ajaran Sang Buddha harus benar-benar tulus mengamalkan ajaran Sang Buddha, 1. Bakti dan Hormat pada orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita, 2. Berbakti pada keluarga, 3. Berbakti pada masyarakat.


Manfaat Berdana Paramita bagi umat Buddha



Perbuatan yang baik dan patut di lakukan oleh umat Buddha, salah satunya adalah berdana.

Berdana merupakan suatu sifat kemuliaan yang sangat ditekankan dalam berbagai aliran Buddhisme. Berdana yang dilakukan dengan keyakinan, penuh hormat, secara tepat waktu, ikhlas dan tanpa merugikan diri sendiri ataupun pihak lain akan menghasilkan buah karma yang baik berupa kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah, sebagaimana sabda Sang Buddha pada Anguttara Nikaya Vol. III, 48)

“Oh, para bhikhu, kelima hal ini adalah dana dari seorang yang baik. Apakah kelima hal itu ? Ia berdana dengan keyakinan ; ia berdana dengan hormat; ia berdana tepat pada waktunya; dengan hati ikhlas; dan ia berdana tanpa merugikan dirinya sendiri ataupun pihak lain.”

“Dengan memberikan dana dengan keyakinan dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka akan datanglah kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; serta ia akan elok dipandang, tampan/cantik, bagaikan keindahan bunga teratai yang mengagumkan.”

“Dengan berdana secara hormat dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka ia akan memperoleh kemakmuran , kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dan anak-istrinya, para pesuruh dan pegawainya akan mendengarkan kata-katanya dengan sabar dan patuh, serta akan melayaninya dengan hati yang penuh pengertian.”

“Dengan berdana secara tepat waktu dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka ia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dan kebaikan akan datang kepadanya tepat pada waktunya dan berlimpah ruah.”

“Dengan berdana secara ikhlas dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, ia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang melimpah; dan pikirannya akan menikmati sepenuhnya kebahagiaan dari kelima panca inderanya.”

“Dengan berdana tanpa merugikan diri sendiri maupun pihak lain dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, ia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dan tidak akan ada dari manapun juga sesuatu yang akan merugikan harta bendanya ; baik api atau air, pemerintah atau pencuri, atau ahli waris yang berwatak buruk.”

Berdana tidak hanya ditinjau dari sudut materi saja tetapi juga bisa dari pembicaraan yang ramah, senyuman yang tulus, budi pekerti yang menyenangkan, dan memberikan pengertian yang benar mengenai ajaran Sang Buddha.

“Memberi makanan, seseorang memberikan kekuatan; memberi pakaian, seseorang memberikan keindahan; memberi penerangan, seseorang memberikan penglihatan; memberi angkutan, seseorang memberikan kesenangan; memberi perlindungan, seseorang memberikan semuanya; tetapi seseorang yang mengajarkan Dharma, ajaran Sang Buddha yang istimewa, orang seperti itu memberikan makanan surgawi.” (Samyutta Nikaya, I, 32)

“Kedermawanan, perkataan yang ramah, melakukan hal yang baik untuk orang-orang lain, dan memperlakukan semua orang secara sama; bagi dunia, tali-tali simpati ini bagaikan penyambung roda kereta.” (Anguttara Nikaya, Vol. 32)

Tentunya dalam berdana secara materi kepada yang membutuhkan , haruslah sumber dana tersebut diperoleh dari usaha sendiri yang dihimpun secara benar.

“Dengan kekayaan yang dihimpun secara benar, yang diperoleh melalui usaha sendiri, ia membagikan makanan dan minuman kepada makhluk-makhluk yang membutuhkan.” (Itivuttaka, 66)

Untuk dapat menghimpun dana secara benar, maka kita haruslah giat dalam bekerja dan senantiasa mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih muda, sebagaimana sabda Sang Buddha:

“Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda , akan merana seperti bangau tua yang berdiam di kolam yang tidak ada ikannya. Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda, akan terbaring seperti busur panah yang rusak, menyesali masa lampaunya.” (Dhammapada, 155, 156).

Dengan senantiasa berdana yang terbaik dalam segala hal maka akan terbina sifat kemuliaan yang tak terkira.
“Yang memberikan hal-hal yang baik akan memperoleh yang baik;

Yang memberikan hal-hal yang terbaik akan memperoleh yang terbaik;

Yang memberikan hal-hal yang terpilih akan menerima yang terpilih;

Yang memberikan hal-hal yang utama maka keutamaan akan dimenangkannya;

Ia yang memberikan yang terbaik, yang terpilih, yang utama

maka orang itu akan mempunyai kemuliaan dan umur panjang dimanapun juga ia berada.” (Anguttara Nikaya, vol . III, 44)

Sang Penolong Sejati Adalah Penolong Tanpa Pamrih

Bob Butler kehilangan kakinya terkena ranjau di Vietnam th 1965. 20th kemudian, ia membuktikan bahwa kepahlawanannya berasal dari HATI.

Ketika Butler sedang bekerja di rumahnya di Arizona, ia mendengar jeritan seorang wanita dari sebuah rumah di dekatnya. Ia mulai menggulirkan kursi rodanya menuju rumah tersebut, tapi semak-semak membuatnya tidak bisa masuk. Lalu ia turun dari kursi rodanya & merangkak melewati semak-semak tsb. “Aku harus kesana, tidak peduli betapa sakitnya” katanya.

Saat Butler tiba di kolam renang, ada seorg gadis 3 th, Stephanie Hanes, tercebur ke dalamnya. Ia lahir tanpa lengan & jatuh ke dalam kolam tsb. Ibunya berdiri berteriak panik. Butler terjun ke dasar kolam & membawanya naik. Wajah Stephanie membiru, tdk ada denyut & tdk bernapas. Butler segera lakukan pernapasan buatan.

Sementara, si Ibu menelepon paramedis. Karena tak berdaya, ia menangis & memeluk bahu Butler. Butler meyakinkan si Ibu. "Jangan khawatir, sy sudah jadi tangannya utk keluar dr kolam renang. Kini, sy menjadi paru²nya"

Beberapa saat kemudian gadis kecil itu batuk-batuk, sadar kembali & mulai menangis. Si ibu langsung memeluk anaknya. Sambil berpelukan, si Ibu bertanya pada Butler "Bagaimana Anda tahu kalau anakku akan baik² saja?"

“Saya tidak tahu” katanya. “Tapi ketika kaki saya meledak di Vietnam, saya sendiri. Tidak ada seorangpun di sana yang membantuku, kecuali seorang gadis Vietnam. Ia berjuang menyeretku ke desanya, ia berbisik dalam bahasa Inggris yg terpatah-patah, 'Tidak apa-apa, Anda dapat hidup lagi. Saya akan jadi kaki Anda'. Kata-kata itulah yg membawa harapan bagi jiwa saya. Saya ingin lakukan hal yang sama untuk dia.“

Ada saat-saat ketika kita tidak bisa berdiri sendiri. Ada saat-saat ketika kita butuh seseorang untuk jadi kaki kita, tangan kita, teman kita.
Ada saatnya kita jadi kaki dan tangan utk org lain.

Maka, selalulah JADI PENOLONG!
Pastikan hidup kita berdampak utk org lain. That's REAL LIFE.

Semangat

Buddha Bless You

10 Perbuatan Baik Menurut Pandangan Buddhis


Dharma Ajaran Sang Buddha benar-benar memberikan manfaat yang nyata, seperti yang akan kita uraikan ini, 10 Perbuatan Baik menurut Pandangan Buddhis ataupun menurut Ajaran Sang Buddha diuraikan sebagai berikut :

1. Berdana (Dana)
2. Bermoral atau Budi peperti yang baik (Sila)
3. Meditasi (Bhavana)
4. Menghormati orang yang patut di hormati (Apacayana)
5. Melayani orang yang patut dilayani (Veyyavacca)
6. Pemberian jasa (Pattidana)
7. Turut berbahagia bersuka cita atas kebaikan orang lain (Pattanumodana)
8. Mendengarkan Dhamma (Dhamma Savanna)
9. Membabarkan Dhamma (Dhamma Desana)
10. Mengarahkan Pandangan yang benar (Ditthijju kamma)

Dengan meninggalkan segala perbuatan yang buruk dan jahat, serta mengamalkan 10 perbuatan baik ini, merupakan dasar bagi kita untuk mempraktekkan ajaran Sang Buddha, karena tidak semua orang tahu manfaat dari praktek atau mengamalkan 10 perbuatan baik ini.

Praktek dari 10 Perbuatan baik ini akan menyebabkan tertanamnya benih-benih karma baik bagi orang yang mempraktekannya dengan sungguh-sungguh, dan karma baik ini akan berbuah pada masa yang akan datang, bisa dalam kehidupan ini ataupun pada kelahiran yang akan datang.







Lestarikan Bumi Tempat Tinggal Kita



Hubungan manusia dengan alam telah mengalami perubahan, walau pada dasarnya alam telah ada sejak ribuan atau jutaan tahun yang lampau. Pada saat sekarang ini perubahan suhu udara yang sangat cepat dan udara yang panas yang sering membuat sebagian besar orang-orang menderita berbagai macam penyakit, mengalami berbagai bencana alam seperti gempa bumi, badai angin topan dan lainnya. 

Menunjukan kita tidak menjaga hubungan yang baik dengan alam semesta dengan Bumi yang kita tempati ini. Bumi yang saat ini kita tempati saat ini butuh perhatian dari kita semua. Bumi ini mengalami perubahan yang begitu cepat dalam 20 tahun ini sehingga terjadinya bencana gempa dan tsunami berkali-kali itu sudah membuat kerugian yang begitu besar bagi umat manusia.  

Penebangan pohon secara liar dan tanpa menanam kembali merupakan proses pengrusakan alam, mempercepat panasnya suhu udara Bumi, pembakaran lahan, pemborosan energy listrik, konsumsi makanan daging yang berlebihan, serta pencemaran udara melalui asap pabrik, asap rokok, asap kendaraan dan sebagainya. Itu semua mengarah pada titik kehancuran Bumi.  Jika begini terus yang terjadi apa yang bisa kita wariskan pada anak cucu manusia. Berkah atau Bencana?

Lestarikan alam bumi ini , agar kita semua bisa terhindar dari segala bencana alam, dan anak cucu manusia bisa terus bertahan di bumi ini, karena setiap anak manusia pada dasarnya adalah satu keluarga, Dunia Satu Keluarga.  Saling mengingatkan sesama kita agar  semua bisa mencintai alam bumi ini, dan bersama-sama mendukung kelestarian alam, melalui kegiatan daur ulang seperti kardus, plastic, besi, dan sebagainya. 

Lestarikan alam bumi ini agar kondisi bumi yang sakit ini bisa segera pulih dan normal, hidup Vegetarian adalah salah satu cara agar bumi bisa sehat kembali, jangan lagi buang sampah sembarangan, atau membakar sampah, ataupun jangan lagi boros dalam pemakaian listrik, serta belajar hemat memakai produk elekronik. Melalui perbuatan seperti ini kita semua belajar mencintai alam, melestarikan alam.


“Jadilah Pribadi Yang Mendukung Kelestarian Alam dan kita Wujudkan Dunia Satu Keluarga”


EMPAT KESUNYATAAN MULIA

EMPAT KESUNYATAAN YANG MULIA

Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu, demikian:
“Penderitaan itu disebabkan oleh ketidaksadaran. Oleh karena tidak mampu menembus ke Empat Kesunyataan Mulia itu, menyebabkan perjalanan ini menjadi sangat lama, yang merupakan kelahiran dan kematian silih berganti seperti yang dialami olehku dan juga olehmu. Apakah keempat hal itu? Hal itu adalah Kesunyataan Mulia mengenai Penderitaan, Kesunyataan Mulia tentang asal Mula Penderitaan, Kesunyataan Mulia tentang lenyapnya Penderitaan dan Kesunyataan Mulia tentang jalan yang menuju pada lenyapnya Penderitaan.

Tetapi sekarang, jika semua ini telah diamalkan dan telah ditembus, juga keinginan untuk tumimbal lahir telah diputuskan maka berhentilah segala sesuatu yang menuju pada pembentukan kembali segala sesuatu dan tidak akan ada kelahiran baru lagi.”

Demikianlah yang dikatakan oleh Sang Bhagava, selanjutnya berkata: “Oleh karena tidak mengerti akan Empat Kesunyataan Mulia itu, maka akan menjadi panjanglah jalan yang menjemukan, yang merupakan rangkaian tumimbal lahir yang terus menerus. Apabila kesemuanya ini disadari, maka diketahuilah sebab musabab dari kelahiran kembali itu. Penderitaan akan dapat diatasi, maka berakhirlah kelahiran kembali.”

Begitu pula, di Kotigama Sang Bhagava sering memberi nasehat kepada para bhikkhu: “Ini adalah kebajikan moral (sila), ini adalah meditasi (samadhi) dan ini adalah kebijaksanaan (panna). Besar sekali pahala dan kemajuan bila meditasi dikembangkan berdasarkan pada sila yang baik. Besar sekali pahala dan kemajuan bila kebijaksanaan dikembangkan berdasarkan pada meditasi (samadhi) yang baik. Batin yang dikembangkan berdasarkan pada kebijaksanaan yang baik akan bebas dari kotoran batin seperti nafsu indria (kamasava), nafsu untuk ‘menjadi’ (bhavasava) dan pandangan salah (ditthasava).”

SUTRA TIGA KUMPULAN MULIA

SUTRA TIGA KUMPULAN MULIA

Hormat,
Pengakuan Pelanggaran-pelanggaran seorang Bodhisatva
Aku, yang bernama………,
Di sepanjang masa berlindung kepada para Guru spiritual.
Aku berlindung kepada para Buddha
Aku berlindung kepada Dharma
Aku berlindung kepada Sangha


35 BUDDHA PENGAKUAN

 KELOMPOK PERTAMA WARNA BIRU
1. Kepada Sang Penuntun, Bhagavan, Arahat Tathagatha, Buddha yang maha sempurna, penakluk yang Jaya SHAKYAMUNI aku bersujud
2. Kepada Tathagatha VAJRA-GARBHA-PRAMARDIN, aku bersujud
3. Kepada Tathagatha RATNARCIS, aku bersujud
4. Kepada Tathagatha NAGESHVARA-RAJA, aku bersujud
5. Kepada Tathagatha VIRASENA, aku bersujud
6. Kepada Tathagatha VIRA-NANDIN, aku bersujud
7. Kepada Tathagatha RATNAGNI, aku bersujud

KELOMPOK KEDUA WARNA PUTIH
1. Kepada Tathagatha RATNA-CHANDRA-PRABHA, aku bersujud
2. Kepada Tathagatha AMOGHA-DARSHIN, aku bersujud
3. Kepada Tathagatha RATNA-CHANDRA, aku bersujud
4. Kepada Tathagatha NIRMALA, aku bersujud
5. Kepada Tathagatha SHURADATTA, aku bersujud
6. Kepada Tathagatha BRAHMA, aku bersujud
7. Kepada Tathagatha BRAHMA-DATTA, aku bersujud

KELOMPOK KETIGA WARNA KUNING
1. Kepada Tathagatha VARUNA, aku bersujud
2. Kepada Tathagatha VARUNA-DEVA, aku bersujud
3. Kepada Tathagatha BHADRA-SHRI, aku bersujud
4. Kepada Tathagatha CHANDANA-SHRI, aku bersujud
5. Kepada Tathagatha ANANTAUJAS, aku bersujud
6. Kepada Tathagatha PRABHASA-SHRI, aku bersujud
7. Kepada Tathagatha ASHOKA-SHRI, aku bersujud

KELOMPOK KEEMPAT WARNA MERAH
1. Kepada Tathagatha NARAYANA, aku bersujud
2. Kepada Tathagatha KUSUMA-SHRI, aku bersujud
3. Kepada Tathagatha BRAHMA-JYOTIR-VIKRIDITABHIJNA, aku bersujud
4. Kepada Tathagatha PADMA-JYOTIR-VIKRIDITABHIJNA, aku bersujud
5. Kepada Tathagatha DHANA-SHRI, aku bersujud
6. Kepada Tathagatha SMRTI-SHRI, aku bersujud
7. Kepada Tathagatha SUPAKIRTITA-NAMADHEYA-SHRI, aku bersujud

KELOMPOK KELIMA WARNA HIJAU
1. Kepada Tathagatha INDRA-KETU-DHVAJA-RAJA, aku bersujud
2. Kepada Tathagatha SUVIKRANTA-SHRI, aku bersujud
3. Kepada Tathagatha YUDDHAJAYA, aku bersujud
4. Kepada Tathagatha VIKRANTA-GAMIN-SHRI, aku bersujud
5. Kepada Tathagatha SAMANTAVABHASA-VYUHA-SHRI, aku bersujud
6. Kepada Tathagatha RATNA-PADMA-VIKRAMIN, aku bersujud
7. Kepada Tathagatha, Arahat, Bhagavan, Buddha yang maha sempurna RATNA-PADMA-SUPRATISHTHITA-RAJA, aku bersujud


Aku berdoa kepadamu dan semua Tathagatha, Arahat, Buddha-Buddha, yang maha sempurna, para Bhagavan, yang tinggal, hidup dan berdiam di semua dunia di sepuluh penjuru, aku berdoa kepada semua Bhagavan Buddha, mohon perhatikanlah aku!

Dalam kehidupanku yang sekarang, seperti dalam kehidupan-kehidupanku yang lampau sejak waktu tak bermula di seluruh lingkaran samsara, aku telah melakukan perbuatan-perbuatan negatif, telah menyebabkan mahluk lain melakukan hal yang sama, dan turut bergembira dalam perbuatan negatif mereka. Aku telah mencuri, menyebabkan mahluk lain mencuri, dan turut bergembira dalam pencurian barang-barang milik stupa, atau milik suatu sangha, atau milik sangha di sepuluh penjuru. Atau lainnya, aku telah melakukan lima perbuatan keji, menyebabkan mereka melakukannya, dan ikut bergembira dalam perbuatan negatif mereka tersebut. Atau lainnya, Aku telah secara lengkap melakukan sepuluh jalan karma yang tidak bajik, menyebabkan mereka melakukannya, dan turut
bergembira dalam hal tersebut.
Jadi aku telah ternodai oleh semua karma penghalang, untuk dilahirkan kembali di neraka, atau terlahir kembali di alam binatang, dilahirkan kembali di lingkungan hantu kelaparan, dilahirkan kembali di tempat yang terpencil, dilahirkan kembali di tempat yang tidak memiliki peradaban, dilahirkan kembali sebagai dewa berumur panjang, berpanca indera tidak lengkap, memegang pandangan salah, dan tidak ikut bergembira atas kedatangan seorang Buddha. Semua karma penghalangku, apapun mereka, di hadapan para Bhagavan Buddha sebagai kebijaksanaan superior, sebagai pandangan, sebagai saksi, sebagai kebenaran, di hadapan-Mu, yang melalui pengetahuan-Mu mencerap segalanya, aku menyatakan semua kesalahanku, aku mengakuinya. Aku tidak menyembunyikan apapun.
Aku tidak menutupi apapun,. Mulai sekarang aku akan mengakhiri mereka semua, aku tidak akan melakukannya lagi.
Aku berdoa, semua Bhagavan Buddha, mohon perhatikanlah aku! Dalam kehidupanku yang sekarang, seperti dalam kehidupan-kehidupanku yang lampau sejak waktu yang tidak bermula di seluruh lingkaran samsara, akar kebajikan yang telah kubangkitkan dengan berdana, baik hanya dengan memberikan sepotong makanan kepada suatu mahluk yang lahir di alam binatang, akar kebajikanku dari menjalankan disiplin moral (sila), akar kebajikan dari tingkah laku-ku yang murni, akar kebajikan yang kuperoleh dengan membimbing para mahluk menyempurnakan kematangan/kedewasaan mereka, akar kebajikan dari membangkitkan aspirasi untuk mencapai pencerahan, akar kebajikan dari kebijaksanaan superior-ku yang tak tertandingi, akar-akar kebajikan ini apapun mereka, kukumpulkan
mereka, kombinasikan mereka, dan padukan mereka menjadi satu, dan kemudian dengan mendedikasikan mereka sepenuhnya untuk (mencapai) yang tak tertandingi, yang terunggul, yang sempurna, yang tertinggi, aku dedikasikan mereka untuk (mencapai) pencerahan sempurna yang terunggul dan tak tertandingi.

Seperti para Bhagavan Buddha yang terdahulu mendedikasikan perbuatan-perbuatan bajik mereka sepenuhnya, seperti juga para Bhagavan Buddha yang akan datang mendedikasikan mereka sepenuhnya dan seperti para Bhagavan Buddha masa kini mendedikasikan mereka sepenuhnya, dengan cara yang sama, aku juga
mendedikasikan mereka sepenuhnya.
Aku mengakui semua kesalahanku, satu demi satu,
Aku turut bermudita di dalam semua kebajikan,
Aku memohon dan berdoa kepada semua Buddha.
Semoga aku mencapai kebijaksanaan superior yang sempurna dan tak tertandingi!
Semua mahluk superior, para Penakluk yang sekarang tinggal,
Mereka yang telah berlalu dan mereka yang belum muncul,
Kepadamu yang laksana samudera kesempurnaan dan kemasyuran yang tanpa batas.
Dengan merangkapkan kedua tanganku, aku berlindung dengan sungguh-sungguh.

Sutra Mahayana, Tiga kumpulan Mulia telah selesai.
© diterjemahkan olehTim Penerjemah Dharma Center Kadam Choeling
Save Borobudur Now by joining the cause at Facebook: http://apps.facebook.com/causes/232860/33397484?m=6d54c0aa

Berikut saya kutipkan teks terjemahan bhs Tiongkok oleh Bhiksu Amogasiddhi, masa dinasti Tang.

佛說三十五佛名禮懺文

開府儀同三司特進試鴻臚卿肅國公食邑三千戶賜紫贈司
空諡大鑒正號大廣智大興善寺三藏沙門不空奉  詔譯

娜謨釋迦牟尼佛        娜謨金剛堅固能摧佛
娜謨寶焰佛          娜謨龍自在王佛 
娜謨勤勇軍佛         娜謨勤勇喜佛 
娜謨寶火佛    
      娜謨寶月光佛 
娜謨不空見佛         娜謨寶月佛 
娜謨無垢佛          娜謨離垢佛 
娜謨勇施佛          娜謨淨行佛 
娜謨梵施佛          娜謨水王佛 
娜謨水天佛          娜謨賢吉祥佛 
娜謨無量威德佛        娜謨栴檀吉祥佛
娜謨光吉祥佛
         娜謨無憂吉祥佛 
娜謨那羅延吉祥佛       娜謨花吉祥佛 
娜謨蓮花光遊戲神通佛     娜謨財吉祥佛 
娜謨念吉祥佛         娜謨善稱名號吉祥佛
  
娜謨帝幢幡王佛      娜謨鬥戰勝佛 
娜謨勇健吉祥佛        娜謨勇健進佛 
娜謨普遍照曜莊嚴吉祥佛    娜謨寶蓮花遊步佛
娜謨寶蓮花妙住山王佛


如 是等十方一切世界中諸佛世尊。出現世間住持遊行。願皆觀察哀愍 於我。我或今生或於餘生。無始時來廣作眾罪。或自作或隨喜作或教 他作。或偷盜佛物四方僧物。或自作或隨喜作或教他作。或造五無間罪十不善業道。或自作或隨喜作或教他作。由此業障覆蔽身心生於八 難。或墮地獄傍生鬼趣或生邊地及彌戾車。或生長壽天。設得人身諸 根不具。或起邪見撥無因果。或厭諸佛出興于世。如是一切業障。我今對一切諸佛世尊。具一切智者具五眼者。證實際者稱量者。知者見 者前。我今誠心悉皆懺悔不敢覆藏。願我尸羅律儀復得如故。復願諸 佛世尊攝受護念證明於我若我今生或復餘生。無始時來於流轉生死。 或曾捨施傍生一團之食。或曾持一淨戒。或曾修梵行善根。或曾修少 分無上智善根。悉皆合集計校籌量。如三世一切諸佛於最勝無上迴向 願中。願皆迴向無上正等菩提。

         一切罪懺悔 諸福皆隨喜
         及勸請諸佛 願證無上智
         過去及未來 現在人中尊
         無量功德海 我今稽首禮

PRAKTEK-PRAKTEK PURIFIKASI KARMA NEGATIF

a. Top Shi  - Empat Daya Penetralisir Karma Negatif

Top Shi adalah empat daya yang digunakan untuk membersihkan / menetralisir karma negatif. Jika tidak semua empat daya lengkap, maka purifikasi tidak akan bekerja. Meditasi Vajrasattva adalah paling ampuh karena mencakup keempat daya tersebut.

   1.     TEN GYI TOP (daya andalan/ landasan)

      Pertama-tama, kita membutuhkan landasan supaya kita bisa bangkit kembali setelah kita melakukan karma negatif. Biasanya kita berbuat karma negatif kepada TriRatna dan mahluk lain. Maka kita kembali mengandalkan Buddha, Dharma, dan Sangha bila kita telah berbuat karma negatif kepada TriRatna. Kita kembali membangkitkan tekad bodhicitta, yaitu keinginan untuk mencapai kebuddhaan demi semua mahluk hidup (dan juga dalam kehidupan sehari-hari kita berusaha menjauhi karma negatif, terus-menerus mengumpulkan karma positif dan melayani sesama) bila kita berbuat karma negatif kepada mahluk hidup lain. Daya andalan yang paling dalam adalah pengertian/ realisasi kita akan karma dan shunyata dalam citta kita.

     
   2.   NAMPAR SUNJIPAY TOP (daya penyesalan)

      (Mencabut akar dari sesuatu dengan kekuatan). Ini adalah penyesalan, bukan perasaan bersalah (guilty). Penyesalan yang dimaksud di sini adalah penyesalan yang cerdas (intelligent regret), kita mengakui dan mengerti bahwa kita telah melakukan karma negatif. Berdasarkan pengetahuan tentang karma, shunyata, cara bekerja dan matangnya tilasan-tilasan karma (vasana), kita yakin bahwa kita akan mengalami penderitaan yang merupakan hasil dari karma negatif itu. Kita tahu bahwa kita baru saja menyebabkan penderitaan bagi diri kita sendiri di masa mendatang dan kita menyesalinya.

      Perumpamaannya bisa seperti ini: misalnya ada tiga orang pergi ke suatu bar. Tiga orang ini memesan minuman yang sama dan langsung diminum bersama-sama. Beberapa detik kemudian orang pertama tiba-tiba menjadi kejang-kejang dan langsung meninggal. Beberapa detik setelah orang pertama meninggal, orang kedua pun menjadi kejang-kejang dan meninggal juga. Perasaan orang ketiga yang telah minum minuman tersebut dapat dikatakan "intelligent regret”. Orang ketiga menyesal telah minum minuman itu dan ia tahu bahwa ia akan mengalami hal yang sama seperti dua rekannya yang telah meninggal.

   3.    NYEPA LE LARNDOKPAY TOP (daya janji)

      Kita tidak melakukan/ mengulang perbuatan itu lagi. Tetapi karena kita tidak selalu dapat dengan segera menghentikannya sepanjang sisa hidup kita, kita memerlukan perencanaan. Sehingga kita menetapkan jangka waktu tertentu untuk menghentikannya – kita tidak melakukan perbuatan tersebut untuk jangka waktu tertentu yang realistis.

      Untuk kebiasaan-kebiasaan yang kronis, kita menetapkan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya lima menit. Kita berkonsentrasi penuh untuk tidak melakukannya selama lima menit itu.

      Bila kita tidak menepati janji untuk tidak melakukan perbuatan itu lagi, maka kita melakukan karma berbohong, dan ini tentu saja mengumpulkan lebih banyak lagi karma negatif. Oleh karena itu kita harus menetapkan jangka waktu yang realistis.

     
   4.    NYENPO KUNTU CHUPAY TOP (daya penetralisir/ penawar)

      Kita melakukan sesuatu untuk "membayar kembali”. Ada enam cara:
         1. Melafalkan nama-nama suci (seperti nama 35 Buddha)

         2.  Melafalkan mantra-mantra suci (harus berasal dari sumber yang suci dan dilafalkan sambil kita berusaha menjalankan sila yang murni dalam hidup sehari-hari)

         3.Mempelajari atau membaca sutra-sutra ajaran Buddha yang suci

         4.  Meditasi pada shunyata – paling ampuh karena mengkondisikan kita untuk berubah di kesempatan berikutnya. Ini merupakan satu-satunya hal yang akan menghasilkan perubahan yang tetap (permanent).

         5.  Memberikan persembahan-persembahan pada objek-objek suci, yaitu Guru, Buddha, Dharma dan Sangha. Persembahan tertinggi adalah berhasil dalam upaya mempraktekkan Dharma – melakukan apa yang telah diajarkan.

         6.   Membuat benda-benda suci, misalnya: lukisan Buddha, patung Buddha, stupa, tsa-tsa, mencetak buku-buku Dharma, membantu Dharma centers dan lain-lain.

      Bila kita tidak melakukan keempat daya penetralisir ini secara lengkap maka upaya kita menetralisir karma-karma negatif tidak akan sempurna. Meditasi Vajrasattva adalah paling ampuh, karena mencakup empat daya tersebut.

http://www.geocities.com/bbcid1/mahayana7.htm

Postingan Lebih Baru