Manfaat Berdana Paramita bagi umat Buddha
Perbuatan yang baik dan patut di lakukan oleh umat Buddha, salah satunya adalah berdana.
Berdana
merupakan suatu sifat kemuliaan yang sangat ditekankan dalam berbagai
aliran Buddhisme. Berdana yang dilakukan dengan keyakinan, penuh hormat,
secara tepat waktu, ikhlas dan tanpa merugikan diri sendiri ataupun
pihak lain akan menghasilkan buah karma yang baik berupa kemakmuran,
kekayaan, dan harta benda yang berlimpah, sebagaimana sabda Sang Buddha
pada Anguttara Nikaya Vol. III, 48)
“Oh, para bhikhu, kelima hal
ini adalah dana dari seorang yang baik. Apakah kelima hal itu ? Ia
berdana dengan keyakinan ; ia berdana dengan hormat; ia berdana tepat
pada waktunya; dengan hati ikhlas; dan ia berdana tanpa merugikan
dirinya sendiri ataupun pihak lain.”
“Dengan memberikan dana
dengan keyakinan dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak,
maka akan datanglah kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang
berlimpah; serta ia akan elok dipandang, tampan/cantik, bagaikan
keindahan bunga teratai yang mengagumkan.”
“Dengan berdana secara
hormat dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka ia
akan memperoleh kemakmuran , kekayaan, dan harta benda yang berlimpah;
dan anak-istrinya, para pesuruh dan pegawainya akan mendengarkan
kata-katanya dengan sabar dan patuh, serta akan melayaninya dengan hati
yang penuh pengertian.”
“Dengan berdana secara tepat waktu
dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut masak, maka ia akan
memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang berlimpah; dan
kebaikan akan datang kepadanya tepat pada waktunya dan berlimpah ruah.”
“Dengan
berdana secara ikhlas dimanapun juga, dan jika buah dari dana tersebut
masak, ia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda yang
melimpah; dan pikirannya akan menikmati sepenuhnya kebahagiaan dari
kelima panca inderanya.”
“Dengan berdana tanpa merugikan diri
sendiri maupun pihak lain dimanapun juga, dan jika buah dari dana
tersebut masak, ia akan memperoleh kemakmuran, kekayaan, dan harta benda
yang berlimpah; dan tidak akan ada dari manapun juga sesuatu yang akan
merugikan harta bendanya ; baik api atau air, pemerintah atau pencuri,
atau ahli waris yang berwatak buruk.”
Berdana tidak hanya
ditinjau dari sudut materi saja tetapi juga bisa dari pembicaraan yang
ramah, senyuman yang tulus, budi pekerti yang menyenangkan, dan
memberikan pengertian yang benar mengenai ajaran Sang Buddha.
“Memberi
makanan, seseorang memberikan kekuatan; memberi pakaian, seseorang
memberikan keindahan; memberi penerangan, seseorang memberikan
penglihatan; memberi angkutan, seseorang memberikan kesenangan; memberi
perlindungan, seseorang memberikan semuanya; tetapi seseorang yang
mengajarkan Dharma, ajaran Sang Buddha yang istimewa, orang seperti itu
memberikan makanan surgawi.” (Samyutta Nikaya, I, 32)
“Kedermawanan,
perkataan yang ramah, melakukan hal yang baik untuk orang-orang lain,
dan memperlakukan semua orang secara sama; bagi dunia, tali-tali simpati
ini bagaikan penyambung roda kereta.” (Anguttara Nikaya, Vol. 32)
Tentunya
dalam berdana secara materi kepada yang membutuhkan , haruslah sumber
dana tersebut diperoleh dari usaha sendiri yang dihimpun secara benar.
“Dengan
kekayaan yang dihimpun secara benar, yang diperoleh melalui usaha
sendiri, ia membagikan makanan dan minuman kepada makhluk-makhluk yang
membutuhkan.” (Itivuttaka, 66)
Untuk dapat menghimpun dana secara
benar, maka kita haruslah giat dalam bekerja dan senantiasa
mengumpulkan bekal secara benar sewaktu masih muda, sebagaimana sabda
Sang Buddha:
“Mereka yang tidak menjalankan kehidupan suci serta
tidak mengumpulkan bekal (kekayaan) selagi masih muda , akan merana
seperti bangau tua yang berdiam di kolam yang tidak ada ikannya. Mereka
yang tidak menjalankan kehidupan suci serta tidak mengumpulkan bekal
(kekayaan) selagi masih muda, akan terbaring seperti busur panah yang
rusak, menyesali masa lampaunya.” (Dhammapada, 155, 156).
Dengan senantiasa berdana yang terbaik dalam segala hal maka akan terbina sifat kemuliaan yang tak terkira.
“Yang memberikan hal-hal yang baik akan memperoleh yang baik;
Yang memberikan hal-hal yang terbaik akan memperoleh yang terbaik;
Yang memberikan hal-hal yang terpilih akan menerima yang terpilih;
Yang memberikan hal-hal yang utama maka keutamaan akan dimenangkannya;
Ia yang memberikan yang terbaik, yang terpilih, yang utama
maka orang itu akan mempunyai kemuliaan dan umur panjang dimanapun juga ia berada.” (Anguttara Nikaya, vol . III, 44)
Posting Komentar